Minggu, 04 Oktober 2009

Manajemen (Bertahan dan Menyerang)

Manajemen (Bertahan dan Menyerang)

Judul tulisan ini akrap dengan dunia sepak bola, dimana banyak pelatih yang menggunakannya disaat tim bertanding baik pada laga home maupun away. Tidak sedikit pada laga home biasanya lebih ganas dalam menyerang ketimbng melakukan laga away, karen didukung oleh suporter sebagai pemain kedua belas yang punya pengaaruh dalam memberikan semangat tim dalam bertanding.

Semua cerita diatas memang tidak absolute karena kadang-kadang walaupn sebagai laga home akan tetpi jika tim membutuhkan nilai seri pada laga tersebut kadang pelatih pun menerapkan srategi bertahan dan sedikit mengulur waktu gua mrngamankan target nilai yang dibidik.

Terlepas dari urusan sepak bola, ada satu kalimat yang perlu dipartimbangkan dalam implemantasi strategi yaitu “ pertahanan yang baik dengan cara mennyerang “. Ya , sederhana jka posisi terus menyerang kemudian bola selalu berada dikotak 16 lawan dan dipastikan tim lawan tidak akan mampu masuk ke kotak 16 tim kita , dengan sendirinya prinsip strategi itu perlu dipertimbangkan.

Di era krisis ekonomi global, banya nasabah dana atau pun kredit sangat sensitif terhadap harga (baca: bunga dana maupun kredit). Pertanyaany adalah apakah kewenangan (authority) yang dimiliki dalam hal penerapan tarif bunga pada produk dana maupun kredit digunakan untuk bertahan atau menyerang? Inilah seninya, sebab berhubung dengan cost of fund pada produk dana dan pendapatan bunga pada produk kredit.

Perlu diukur dan dihitung karena jka penetapan tarif bunga dijadikan sarana bertahan, artinya kita telah membuka peluang kepada Bank pesaing untuk menyerang kita. Menghadapi hal tersebut, ada beberapa hal yang dapat dijadikan pilihan seperti kayta kolter (2005):

1. Mempertahankan harga, 2. Menambah nilai, 3. Menurungkan harga, 4. Meningkatkan garga dn mutu, 5. Meluncurkan lini pertahanan harga murah.

Pilihan-pilihn tersebut tidak ada yang absolut, bergantung pada alasan pilihan yang diambil. Yang perlu diingat bahwa mempertahankan bunga dana dan kredit, denga alasan takut akan meningkatkan cost of fund dan berkurngnya income kredit, serta yakin tidak akan ditinggalkan pelanggan, perllu diteliti, diukur, dan diyakini besar. Sebab jika meleset dapat menjadi bluder, dan resikonya, nasabah akan hijrah ke bank lain yang membutuhkna biaya yang lebih besar untuk merebutnya kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar